KITA tumbuh dan bermimpi tentang hidup bahagia selamanya dengan orang yang sempurna. Saat sudah bersama, semua tampak baik-baik saja. Tapi perlahan, semua berubah drastis.
Kepribadian seperti sopan, humoris, dermawan, dan sebagainya jadi kriteria Anda terhadap pasangan ideal, tapi saat karakter itu berubah menjadi posesif, ambisius, boros, dan sebagainya, maka Mr Right Anda telah berubah menjadi Mr Wrong.
Simak bagaimana menangani kualitas pasangan yang kini telah berubah, seperti dibocorkan Times of India.
Banyak cakap, tapi ternyata salah tempat Dengan kelihaiannya berkata-kata, ia berhasil memikat hati Anda. Tapi belakangan, omongannya berubah menjadi terlalu banyak.
Anda menyadari bahwa dia satu-satunya orang yang bicara dalam kelompok. Memang, terlepas dari apa yang telah orang lain katakan, ia selalu memiliki cerita yang lebih baik untuk disampaikan. Ia cerdas dan mudah menerima informasi, tapi di pesta Anda tentu tidak berkompetisi untuk memamerkan keterampilan berartikulasi. Jadi kalau mau banyak bicara, sebaiknya lihat-lihat tempat terlebih dulu.
Dermawan, tapi ternyata boros Seorang pria yang tidak menyinggung soal uang saat bersama kekasihnya, besar kemungkinan ia tidak pelit, tahu bagaimana menghidupkan hidup, memanjakan kekasih, dan menemukan cara untuk mengikat hati wanita. Tapi, kualitas tersebut bisa lenyap bila Anda menemukannya lebih senang menghambur-hamburkan tanpa perhitungan. Atau parahnya, dia tidak berpikir tentang masa depan (menabung).
Dengan alasan membuat orang lain bahagia, ia justru gagal memahami bahwa perencanaan masa depan adalah apa yang akan membuat orangtua dan anak-anaknya kelak lebih bahagia.
Ambisius, tapi ternyata workaholic Saat pembicaraan mengarah ke pernikahan, pria ambisius tak ingin menanggapinya secara serius. Gambaran karier pekerjaan membuatnya lebih terobsesi. Lalu, bagaimana jika komitmen terhadap pekerjaan bentrok dengan komitmen cinta bersama Anda?.
Bisa jadi, awalnya dia menolak ajakan pertemuan keluarga karena alasan pekerjaan, tapi semakin lama, alasan itu semakin sering ia lontarkan. Anda harus berkomunikasi untuk menemukan keseimbangan profesionalitas dan kehidupan pribadi.
Melindungi, tapi ternyata posesif Bayangkan suatu kehidupan di mana setiap bertelepon dengan pasangan, maka pertanyaan, “Kamu lagi di mana?” adalah kata yang selalu diucapkannya. Dan setiap panggilan tidak terjawabnya harus Anda beri penjelasan selama 10 menit. Sungguh tidak menyenangkan!
Awalnya, Anda menjawab dengan perasaan senang karena ternyata ia mengkhawatirkan Anda, tetapi ketika ia bermasalah dengan siapa Anda bertemu dan berbicara, maka Anda berdua harus mencari solusi.